Memilenialkan Pemimpin



Menurut KBBI, milenial berarti generasi yang lahir di antara tahun 1980-an sampai dengan 2000-an. Berarti, rentang umur generasi milenial sekarang adalah antara 19-39 tahun. Menurut Tirto.id, penduduk milenial menyumbang sekitar seperlima penduduk Indonesia pada tahun 2019. Jumlah yang sangat signifikan dalam pemilu 2019 mendatang.
Lantas, seperti apa pemimpin yang ideal bagi kaum milenial? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus mengupas terlebih dahulu karakteristik kaum milenial. Menurut Heru Dwi Wahana, karakteristik kaum milenial adalah tidak bisa lepas dari gadget. Hal ini disebabkan oleh budaya globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi, terutama internet, telah membentuk sebuah dunia baru yang kita sebut sebagai dunia maya. Bagi kaum milenial, dunia maya ini merupakan bagian dari hidup layaknya dunia realita. Oleh karena itu, jauh dari gadget sama saja kehilangan separuh hidup bagi kaum milenial. Di dalam dunia maya ini, sebuah informasi dapat menyebar dengan mudah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini disebabkan oleh hilangnya hambatan yang membatasi antar individu sehingga arus penyebaran informasi menjadi lebih mudah.
Karena mudahnya arus informasi di dunia maya, kaum milenial menjadi cenderung kreatif. Dengan mudahnya arus informasi, kaum milenial dapat menerima beragam ide kreatif dari segala penjuru dunia yang menginspirasi. Selain menerima ide inspiratif, dunia maya pun dapat digunakan oleh kaum milenial sebagai wadah untuk menyalurkan atau membagikan ide kreatif miliknya sendiri kepada orang lain dengan mudah. Hal ini dapat dilihat, salah satunya,  dari banyaknya start up yang didirikan oleh kaum milenial.
Selain mendorong kreatifitas, mudahnya arus informasi juga menyebabkan kaum milenial berpikir terbuka. Dengan mudahnya sebuah budaya atau pemikiran baru menyebar secara global melalui dunia maya, maka semakin banyak perspektif pula yang dapat dilihat oleh kaum milenial. Dari banyak perspektif yang dimiliki inilah kaum milenial dapat berpikir secara global dan terbuka atau open minded.
Dekatnya kaum milenial dengan teknologi juga menyebabkan kaum milenial siap untuk menyambut revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 adalah sebuah revolusi di bidang industri dimana kegiatan industri menjadi berbasis digital. Hal ini didorong oleh kemajuan teknologi internet of things (IoT). Dengan IoT, kita dapat melakukan banyak hal dari mana saja melalui layar smartphone atau komputer kita karena semua hal sudah terhubung dengan internet. Dengan berpindahnya basis kegiatan industri menuju dunia digital, maka kaum milenial tidak lagi terikat dengan kantor fisik. Mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dimana saja mereka berada. Hal ini menyebabkan kaum milenial memiliki sifat fleksibel.
Berdasarkan penjelasan karakteristik kaum milenial di atas, kita dapat merumuskan kriteria pemimpin ideal menurut kaum milenial. Pertama, pemimpin itu haruslah mau mewadahi dan mendukung kreatifitas kaum milenial. Harapannya adalah supaya kaum milenial dapat dengan mudah memaksimalkan potensi yang dimilikinya melalui berbagai kegiatan kreatif dan inovatif.
Yang kedua adalah pemimpin yang berpikiran terbuka dan global. Hal ini supaya tercipta sebuah integrasi pola pikir antara pemimpin dengan kaum milenial. Dengan adanya integrasi ini, pemimpin dan kaum milenial dapat dengan mudah bekerja sama untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Yang ketiga adalah pemimpin yang fleksibel. Pemimpin yang fleksibel tentu akan lebih mudah diterima oleh kaum milenial yang memiliki karakteristik fleksibel dan tidak kaku. Jika pemimpin tidak memiliki fleksibilitas, akan menyebabkan kaum milenial menjadi bosan dengan hal-hal yang itu-itu saja atau kaku sehingga tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Karena separuh hidup kaum milenial adalah dunia maya, maka kriteria pemimpin ideal menurut kaum milenial yang selanjutnya adalah pemimpin yang mau aktif bergaul di dunia maya. Dengan aktif bergaul di dunia maya, pemimpin akan terasa lebih dekat dengan kaum milenial. Dari kedekatan inilah pemimpin akan mendapat simpati dan dukungan dari kaum milenial.
Itulah kriteria pemimpin ideal menurut kaum milenial. Pemimpin yang mampu bergaul di dunia maya, mau mendorong kegiatan kreatif kaum milenial, terbuka serta fleksibel adalah kriteria pemimpin ideal jika dilihat dari karakteristik kaum milenial. Kriteria-kriteria ini dapat digunakan oleh calon-calon pemimpin peserta pemilu 2019 untuk menggaet suara kaum milenial. Menjadi pemimpin milenial tidaklah harus datang dari kaum milenial. Pemimpin milenial adalah mereka yang mau memilenialkan diri mereka sendiri. Tanpa memilenialkan diri, akan sulit bagi mereka untuk mendapat simpati dari kaum milenial yang jumlahnya cukup signifikan.

Previous
Next Post »